Resilience

Pertahanan Jadi Kunci Pertumbuhan High Value bagi Wanita


                                    

Resilience, atau ketahanan diri, adalah kemampuan untuk bangkit dari kesulitan, stres, atau tantangan kehidupan dengan penuh keyakinan dan integritas. Bagi seorang wanita, resilience memainkan peran krusial dalam menghadapi dan mengatasi berbagai rintangan yang mungkin dihadapinya dalam hidupnya. Disini, kita bakal bahas tentang resilience dan bagaimana hal tersebut berkaitan dengan pertumbuhan menjadi sosok "high value" bagi wanita.


Menguatkan Diri dalam Menghadapi Rintangan


Kehidupan tidak selalu berjalan sesuai rencana, dan wanita sering kali menghadapi tantangan yang kompleks dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Resilience memungkinkan wanita untuk menghadapi kesulitan dengan ketenangan dan rasa percaya diri. Kemampuan untuk bertahan dan mengatasi rintangan akan membantu mereka untuk terus maju, bahkan ketika situasi terasa sulit.


Mengelola Stres dan Emosi


Wanita seringkali dihadapkan pada tekanan dari berbagai peran yang harus dijalani, seperti menjadi seorang profesional, ibu, pasangan, atau anggota keluarga yang aktif. Dalam menghadapi tekanan tersebut, resilience membantu wanita dalam mengelola stres dan emosi dengan lebih baik. Mereka mampu menemukan keseimbangan antara tanggung jawab dan kebutuhan diri sendiri, sehingga dapat tumbuh dan berkembang dalam berbagai peran tersebut.


Cepat belajar dari kegagalan


Resilience memberikan kemampuan untuk memandang kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Wanita yang memiliki resilience tidak mudah menyerah ketika mengalami kegagalan, sebaliknya, mereka menggunakan pengalaman tersebut sebagai cambuk untuk menjadi lebih baik. Mereka belajar dari kesalahan, mengasah keterampilan, dan menemukan solusi yang lebih baik untuk tantangan berikutnya.


Memperkuat Diri dan Mempertahankan Batasan


Sebagai wanita yang berusaha menjadi "high value," resilience membantu dalam memperkuat diri dan menetapkan batasan yang sehat. Mereka mampu mengenali nilai diri dan tidak mengizinkan orang lain atau lingkungan sekitar untuk merendahkan atau mengekang potensi mereka. Dengan kepercayaan diri yang tinggi, wanita yang resilient mampu menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain, baik dalam aspek pribadi maupun profesional.


Mendorong Pertumbuhan dan Pengembangan Pribadi


Resilience menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan pengembangan pribadi. Wanita yang mampu melewati tantangan dengan baik akan semakin terbuka terhadap peluang baru, belajar hal-hal baru, dan menggali potensi tersembunyi dalam diri mereka. Inilah yang membuat mereka menjadi sosok "high value," karena mereka dapat terus berkembang dan berkontribusi secara positif bagi diri sendiri dan orang lain di sekitarnya.



Resilience adalah kualitas yang luar biasa penting bagi seorang wanita dalam menghadapi perjalanan hidup yang berliku. Dengan ketahanan diri yang kuat, seorang wanita dapat menghadapi rintangan dengan lebih baik, mengelola stres dan emosi, belajar dari kegagalan, memperkuat diri, dan mendorong pertumbuhan pribadi. Semua aspek ini secara keseluruhan akan membantu mereka menjadi sosok "high value," yaitu wanita yang tangguh, inspiratif, dan memberi kontribusi positif bagi diri mereka sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar.




Referensi : 


Salmansohn, Karen. 2022. The Feminine Woman: How to Be Confident, Captivating, and Command Attention.




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Relate?

Gambar
Relate: Ikatan Emosional dengan Orang Lain Pernah ga sih merasa apa yang terjadi sama orang itu kok sama feelnya, kayak seakan-akan kita yang ngalaminnya langsung saat itu juga? Itu namanya relate. Ini telah menjadi istilah yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjukkan bahwa kita memiliki kesamaan dengan seseorang atau sesuatu. Dalam perspektif psikologis, relate bisa diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dialami oleh orang lain. Ketika kita bisa relate dengan seseorang, kita dapat merasakan apa yang mereka rasakan, baik itu emosi positif maupun negatif. Kita juga bisa memahami sudut pandang mereka dan mengapa mereka berpikir atau bertindak seperti itu. Hal ini bisa membantu kita membangun hubungan yang lebih dekat dengan orang lain dan memberikan dukungan yang lebih baik. Ada banyak cara untuk relate dengan seseorang. Salah satunya adalah dengan berbagi cerita. Ketika kita berbagi cerita, kita bisa menunjukkan kepada orang lain bahwa k...
Baca selengkapnya

Apa perbedaan Relate dengan Empati?

Gambar
Relate vs Empati: Apa Bedanya? Relate dan empati adalah dua kata yang sering digunakan secara bergantian, tetapi sebenarnya memiliki arti yang berbeda. Relate mengacu pada kemampuan untuk memahami dan mengidentifikasi dengan pengalaman orang lain, sementara empati mengacu pada kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain. Dalam perspektif psikologi, relate dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami pengalaman orang lain dan melihat dunia dari sudut pkamung mereka. Ini melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi dengan perasaan, pikiran, dan keyakinan orang lain. Empathy, di sisi lain, adalah kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain. Ini melibatkan kemampuan untuk merasakan emosi orang lain seolah-olah itu adalah emosi kamu sendiri. Relate dan empati keduanya penting untuk hubungan yang sehat. Relate membantu kita untuk memahami dan terhubung dengan orang lain, sementara empati membantu kita untuk mendukung dan menghibur mereka ketika mereka membutuhk...
Baca selengkapnya

Apa saja hubungan antara capek dengan depresi?

Gambar
Depresi Pada Capek yang Perlu Diperhatikan Kamu pasti pernah merasakan capek, kan? Yap, si kelelahan itu emang sering datang tanpa diundang. Tapi, tahukah kamu, ternyata kelelahan bisa punya hubungan yang erat dengan depresi? Wah, serius nih, kita harus tahu lebih banyak tentang kedekatan mereka berdua biar nggak kecolongan. Kelelahan, Si Gejala Depresi Capek Nggak Karuan Kadang-kadang, kita bisa merasa capek banget secara fisik tanpa alasan yang jelas. Yang sebelumnya asyik-asyik aja, tiba-tiba rasanya kayak energi abis terkuras begitu saja. Capeknya Emosi Nggak cuma fisik, depresi juga bisa bikin kita lelah secara emosional. Setiap hari kayak jongkok di lorong kesedihan, pastinya bikin ngegas, kan? Masalah Tidur Coba deh perhatiin, orang yang depresi sering banget mengalami masalah tidur. Entah nggak bisa tidur sama sekali atau malah tidur terus-terusan. Nah, itu jadi bikin kelelahan makin parah. Capek yang Sampai Depresi Stres yang Terus Menerus Lama-lama kelelahan yang nggak hilang...
Baca selengkapnya