Dampak Negatif People Pleaser

Dampak Negatif Menjadi Seorang People Pleaser



Menjadi seorang "people pleaser" atau orang yang selalu berusaha memenuhi keinginan orang lain dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada kehidupan seseorang. Meskipun tampaknya positif karena keinginan untuk membantu orang lain dan menjaga hubungan harmonis, perilaku ini dapat merugikan individu secara emosional, fisik, dan sosial. Berikut adalah beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi ketika seseorang terlalu fokus pada menyenangkan orang lain daripada memperhatikan kebutuhan dan kebahagiaan pribadi.


Kehilangan Identitas Diri

Seorang people pleaser seringkali mengorbankan keinginan dan kebutuhan pribadi demi kepuasan orang lain. Mereka mungkin merasa sulit untuk mengekspresikan diri secara autentik dan mengidentifikasi apa yang sebenarnya mereka inginkan. Akibatnya, identitas pribadi mereka menjadi kabur dan mereka mungkin merasa kehilangan dalam mengejar persetujuan orang lain.


Stres dan Kecemasan

Memenuhi harapan orang lain secara terus-menerus dapat menyebabkan tingkat stres dan kecemasan yang tinggi. Seorang people pleaser sering merasa perlu untuk selalu memenuhi harapan orang lain, takut akan penolakan atau konflik. Mereka mungkin merasa tertekan dan khawatir jika mereka tidak dapat memuaskan semua orang, yang berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan emosional mereka.


Rendahnya Percaya Diri

Menjadi terlalu tergantung pada persetujuan orang lain dapat merendahkan rasa percaya diri seseorang. Seorang people pleaser sering mencari validasi dan penerimaan dari luar, bukan dari dalam diri mereka sendiri. Mereka mungkin merasa tidak aman tentang kemampuan dan keputusan mereka sendiri, yang pada akhirnya mengurangi rasa percaya diri mereka.


Kehilangan Batasan Pribadi

Seorang people pleaser cenderung menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan pribadi mereka. Mereka mungkin merasa sulit untuk mengatakan "tidak" atau menetapkan batasan yang sehat. Akibatnya, mereka bisa terjebak dalam situasi yang membebani dan melelahkan, mengorbankan waktu, energi, dan sumber daya mereka sendiri.


Perasaan Kehilangan

Fokus yang berlebihan pada kepuasan orang lain bisa membuat seseorang kehilangan jati diri dan kebahagiaan pribadi. Seseorang mungkin merasa terjebak dalam peran penolong, kehilangan kontak dengan minat dan tujuan mereka sendiri. Hal ini dapat mengarah pada perasaan kekosongan dan ketidakpuasan hidup yang mendasar.


Kerugian Hubungan yang Sehat

Meskipun niat awalnya adalah menjaga hubungan yang harmonis, perilaku people pleasing dapat merusak hubungan yang sehat dan saling menguntungkan. Ketidakmampuan untuk mengungkapkan kebutuhan dan pendapat sendiri bisa menyebabkan ketegangan, ketidakseimbangan kekuasaan, dan rasa frustasi dalam hubungan interpersonal.


Perasaan Penuh Beban

Terus-menerus berusaha memuaskan orang lain bisa sangat melelahkan. Seorang people pleaser mungkin merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah dan memenuhi kebutuhan semua orang, bahkan ketika itu bukan tanggung jawab mereka. Ini dapat menghabiskan energi mereka dan menyebabkan kelelahan fisik dan mental.


Untuk mencapai keseimbangan dan kebahagiaan dalam hidup, penting bagi seseorang untuk belajar menghargai diri sendiri, menetapkan batasan yang sehat, dan memperhatikan kebutuhan pribadi. Menghormati dan mencintai diri sendiri adalah langkah penting menuju kehidupan yang lebih bahagia dan memuaskan.


Referensi : 


Newman, L. S. (2017). The Nice Girl Syndrome: Stop Being Manipulated and Abused--and Start Standing Up for Yourself. Running Press.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Relate?

Apa perbedaan Relate dengan Empati?

Apa saja hubungan antara capek dengan depresi?