Perbedaan perasaan menyesal dan perasaan bersalah dalam perselingkuhan?
Menyesal vs Bersalah dalam Perselingkuhan

Perselingkuhan adalah tindakan yang melibatkan pelanggaran kepercayaan dalam hubungan antara dua orang. Ketika seseorang terlibat dalam perselingkuhan, perasaan menyesal dan perasaan bersalah sering kali muncul sebagai respons emosional yang kuat. Meskipun kedua perasaan ini terkait dengan perbuatan yang salah, ada perbedaan penting antara perasaan menyesal dan perasaan bersalah.
Dalam konteks perselingkuhan, perasaan menyesal dan perasaan bersalah dapat muncul secara bersamaan atau terpisah. Meskipun keduanya merupakan emosi negatif yang seringkali menghasilkan rasa penyesalan dan keinginan untuk memperbaiki kesalahan, perasaan bersalah cenderung lebih terfokus pada aspek moral dan etika, sementara perasaan menyesal lebih berkaitan dengan rasa penyesalan terhadap dampak buruk yang ditimbulkan pada pasangan dan hubungan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai perbedaan antara keduanya:
1. Perasaan Menyesal
Perasaan menyesal adalah emosi yang timbul ketika seseorang merasa menyesal atas tindakan atau keputusan yang telah dilakukan. Dalam konteks perselingkuhan, perasaan menyesal muncul ketika pelaku menyadari bahwa perselingkuhan tersebut adalah sebuah kesalahan dan menyebabkan kerugian atau penderitaan pada pasangan dan hubungan mereka. Perasaan menyesal seringkali melibatkan rasa penyesalan yang mendalam dan keinginan untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. Perasaan menyesal dalam perselingkuhan muncul ketika pelaku merasa menyesal atas dampak negatif yang dihasilkan oleh perselingkuhan tersebut. Berikut adalah beberapa poin yang menunjukkan perbedaan dalam perasaan menyesal:
- Penyesalan atas keputusan: Pelaku merasa menyesal karena telah membuat keputusan untuk terlibat dalam perselingkuhan, menyadari bahwa tindakan tersebut melanggar komitmen dan kepercayaan pasangan mereka.
- Empati terhadap pasangan: Pelaku merasa menyesal karena menyadari bahwa perselingkuhan telah menyebabkan penderitaan dan kerugian emosional pada pasangan mereka. Mereka bisa merasakan rasa sakit dan pengkhianatan yang dirasakan oleh pasangan mereka.
- Kesadaran akan kesalahan: Pelaku merasa menyesal karena menyadari bahwa perselingkuhan tersebut adalah sebuah kesalahan dan bertentangan dengan nilai-nilai moral atau norma yang berlaku dalam hubungan mereka.
- Keinginan untuk memperbaiki: Perasaan menyesal seringkali diikuti dengan keinginan yang kuat untuk memperbaiki kesalahan dan mengembalikan kepercayaan dalam hubungan. Pelaku mungkin ingin meminta maaf, mengubah perilaku, dan berkomitmen untuk membangun kembali hubungan yang rusak.
2. Perasaan Bersalah
Perasaan bersalah juga merupakan emosi yang muncul ketika seseorang menyadari bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang salah. Namun, perbedaan utama antara perasaan bersalah dan perasaan menyesal adalah bahwa perasaan bersalah fokus pada keberadaan pelanggaran terhadap norma atau nilai-nilai moral. Dalam perselingkuhan, perasaan bersalah terkait dengan kesadaran pelaku bahwa mereka telah melanggar kesetiaan, kepercayaan, dan komitmen dalam hubungan mereka. Perasaan bersalah seringkali melibatkan rasa malu, kecewa pada diri sendiri, dan pertimbangan atas konsekuensi moral dari perbuatan tersebut. Berikut adalah beberapa poin yang menunjukkan perbedaan dalam perasaan bersalah:
- Pelanggaran terhadap kesetiaan: Pelaku merasa bersalah karena mereka telah melanggar kesetiaan yang diharapkan dalam hubungan monogami. Mereka menyadari bahwa perselingkuhan tersebut melibatkan pengkhianatan terhadap pasangan dan komitmen yang telah dibuat.
- Pertimbangan etika: Perasaan bersalah melibatkan refleksi atas konsekuensi moral dari perbuatan tersebut. Pelaku mungkin merasa malu dan kecewa pada diri sendiri karena melanggar prinsip-prinsip moral yang diyakini.
- Penilaian diri: Pelaku merasa bersalah karena menyadari bahwa perselingkuhan tersebut mencerminkan kelemahan pribadi atau kegagalan dalam menjaga integritas moral. Mereka mungkin meragukan nilai-nilai dan integritas mereka sendiri.
- Pertimbangan terhadap norma sosial: Pelaku merasa bersalah karena menyadari bahwa perselingkuhan melanggar norma sosial yang menghargai kesetiaan dan mengutamakan kejujuran dalam hubungan antar manusia.
Perbedaan antara perasaan menyesal dan perasaan bersalah dalam perselingkuhan adalah bahwa perasaan menyesal lebih fokus pada dampak negatif yang ditimbulkan pada pasangan dan hubungan, sementara perasaan bersalah lebih terkait dengan aspek moral, etika, dan norma yang dilanggar. Namun, kedua perasaan ini seringkali saling terkait dan dapat muncul bersamaan sebagai respons terhadap perselingkuhan.
Penting bagi pelaku perselingkuhan untuk mengakui perasaan menyesal dan perasaan bersalah tersebut, serta untuk mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka. Komunikasi terbuka, kejujuran, dan upaya untuk memperbaiki kesalahan dapat menjadi langkah awal dalam memulihkan hubungan yang rusak.
Referensi :
Perel, E. (2018). The State of Affairs: Rethinking Infidelity. Harper.
Komentar
Posting Komentar